Masih ku ingat hari itu
seperti kematian...
serasa di surga walau sesaat
Dunia mu menarik ku
tatapan mu memaksa ku
senyuman mu membunuh ku
Lalu ku sadar
kau adalah potongan teka-teki yang hilang
kau adalah angka 12 pada putaran waktu
kau adalah awan dak akhir perjalanan hidup ku
bersama mu
Kematian ini bagai tusukan sejuta tombak
sakit...
ketika ruh terhempas, terlepas dari sukma
Kematian ini bagai hujaman sejuta panah
sakit...
ketika nyawa dicabut, dicatut bagai palu pada paku
Kematian ini bagai tikaman sejuta pedang
sakit...
ketika jiwa terkoyak, retak berpisah dari raga
Tapi, kematian ini bagai selimut sutra.
indah...
ketika bertemu dengan Ilahi
Label: kematian
Jakarta dan Surabaya
Ratusan mil kita terpaut
Ribuan hasta jarak yang ada
Jutaan jengkal kita terpisah
Setiap ku ingat daratan yang terbentang
Semua bagaikan dinding tebal pemisah
Antara aku dan kau
Penuh penantian akan pertemuan
Derita akan jarak yang memisahkan
Serasa siksa dalam hati
Memanggil rindu mu dalam kalbu
Saat keheningan datang menghampiri
Ku ingat kau yang berdiri disana
Berharap dirimu juga mengenangku disini
Berbagi rasa, berbagi harap
Ku ingin waktu cepat berlalu
Menuju waktu dimana kita bertemu kembali
Dan saling menggenggam erat tangan
Bersama.
Pagi kembali datang
Cahaya mentari datang seolah tak bosan
Burung-burung kembali bersiul seolah menyapa
Angin pagi berhembus sejuk bersama sang embun
Aku memandang ke luar jendela
Menyambut kenangan yang tak akan hilang
Kenangan yang selalu berdentang dalam ingatan
Selalu ku ingat...
Ketika senyum mu menuju indah ke arah ku
Ketika tatapan indah mu memandang ke mata ku
Ketika sapa mu mengalun indah di telinga ku
Kau pergi sebelum aku mengucap janji
Ku tak tahu apakah kau akan kembali
Ke sini, ke tempat kita saling memandang langit berdua
Menatap masa depan dengan asa
Kau...
Nama yang ku ingat sejak dulu
Senyum yang ku ingat sejak lama
Entah kapan kau akan kembali
Tapi, aku akan tetap di sini
Di sisi pintu yang selalu terbuka
Menunggu dan menanti diri mu...
Kembali...